Help/Support
Like
Contact
PENDIDIKAN SENI RUPA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENDIDIKAN SENI RUPA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Sejak akhir dasawarsa 90-an, di Indonesia muncul bentuk kesenian (seni rupa) yang menggunakan media dan material non-konvensional sebagai medium berkaryanya. Kesenian tersebut semakin berkembang, terutama di wilayah-wilayah yang selama ini menjadi sentra perkembangan seni rupa di Indonesia seperti Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dan Bali.
Bentuk kesenian ini kemudian dikenal dengan istilah “seni media baru” (new media art). Penggunaan istilah “media baru” terutama menunjuk kepada medium yang digunakan oleh para perupanya yang sangat berbeda dengan medium (konvensional) berkarya seni rupa pada periode-periode sebelumnya yang lebih dulu dikenal seperti: penggunaan kain kanvas dan cat pada lukisan; bahan kayu, batu dan logam pada pembuatan patung; kertas, plat logam dan tinta pada pembuatan grafis dsb.
Salah satu karakteristik bentuk kesenian “baru” ini adalah penggunaan teknologi serta media komunikasi dan informasi sebagai alat, medium dan sumber gagasan penciptaan berkarya seni. Beberapa varian dari kesenian yang tergolong dalam media baru tersebut diantaranya: seni internet (web art), video performance, seni video (video art), cellular art, dan lain sebagainya. Para perupa yang menggeluti jenis-jenis kesenian tersebut umumnya mahasiswa dan alumni perguruan tinggi seni rupa atau setidaknya pernah mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah tinggi seni rupa, baik di dalam maupun di luar negeri.
Di dunia internasional bentuk kesenian dengan karakter pengunaan teknologi serta media komunikasi dan informasi ini telah diakui sebagai bagian dari perkem-bangan (disiplin ilmu) seni rupa. Jurusan atau program studi yang mengkhususkan pada bentuk kesenian ini telah didirikan di beberapa negara dan umumnya dengan menggunakan label multi-media art atau media art. Beberapa event internasional telah diselenggarakan dan diikuti juga oleh perupa-perupa dari Indonesia. Keikutsertaan para perupa Indonesia ini bukan hanya sebagai pertisipan, tetapi telah mendapat pengakuan secara internasional.
Yang menarik, walaupun perupanya sebagian besar berasal dari kalangan akademisi, perkembangan pengetahuan dan praktek bentuk kesenian yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi ini di Indonesia tidak melalui jalur pendidikan formal. Dalam kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia tidak ada yang secara eksplisit menyebutkan bentuk kesenian tersebut, kecuali Program Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta yang baru-baru ini membuka Kajian Seni Media. Sedangkan pada tingkat strata satu, kajian dan praktek tentang seni media baru ini sebatas introduksi dalam mata kuliah yang berhubungan dengan sejarah seni (art history) atau teori seni (art theory) dan prakteknya pada mata kuliah eksperimen. Dalam kondisi ini tidak mengherankan kalau hampir seluruh perupa yang menggunaan media komunikasi dan informasi sebagai medium berkaryanya, mengaku mengenal, mempelajari dan memahaminya bukan dari pendidikan formal. Pengetahuan dan keterampilan seni media baru diperolehnya secara otodidak, melihat secara langsung dalam berbagai event dan pameran atau secara tidak langsung melalui berbagai media komunikasi dan informasi.
Sesuai dengan tuntutan perkembangan dunia seni rupa, fenomena jenis kesenian yang menggunakan teknologi komunikasi dan informasi sebagai basis kreatifnya perlu mendapat perhatian, bukan saja dikalangan seniman, tetapi juga di kalangan pendidikan, khususnya pendidikan seni rupa. Demikian pula jika melihat perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang tumbuh dengan pesat dipergunakan untuk mempercepat perkembangan berbagai bidang (disiplin) ilmu, maka tidak berlebihan apabila para pengembang kurikulum pendidikan seni rupa mencoba memasukan jenis kesenian ini dalam kurikulum pendidikannya.
Walaupun dengan mudah para pengembang kurikulum pendidikan seni di Indonesia dapat mengadopsi struktur kurikulum dari berbagai negara yang telah lebih dulu membuka Jurusan atau program studi ini, tetapi mengingat konteks budaya yang berbeda antara satu negara dengan negara lainya, beberapa hal yang berkaitan dengan aspek-aspek historikal, ideologi, karakteristik bentuk, estetika, medium serta pola belajar yang digunakan oleh para perupanya, harus diketahui dan dipahami dengan baik oleh para pengembang kurikulum pendidikan seni rupa. Pemahaman secara holistik akan membantu para pengembang kurikulum untuk membuat sebuah struktur kurikulum yang sesuai dengan konteks atau kultur budaya setempat.

Perkembangan Seni Rupa dan Teknologi Visual
Pertautan yang paling erat antara seni rupa dengan teknologi visual digambarkan dengan sangat baik oleh Pelfrey (1986) dan dalam bukunya Art and Mass Media dan Walker (1996) dalam Art in The Age of Mass Media. Keduanya menguraikan secara teoritis dan historis pengaruh teknologi komunikasi dalam perkembangan seni rupa di Barat. Walaupun keduanya menggunakan perkembangan media massa sebagai alat analisisnya alih-alih teknologi komunikasi dan informasi.
Pelfrey menunjukkan bukti-bukti secara historis untuk menguatkan argumen-tasinya bahwa kelahiran media massa pada awalnya dipengaruhi oleh perkembangan filosofi dan bentuk dalam seni rupa. Perkembangan media massa yang didukung perkembangan teknologi komunikasi dan informasi ini pada gilirannya justru mempe-ngaruhi perkembangan filosofi dan bentuk karya seni rupa.
Perkembangan media komunikasi dalam pembahasan yang berhubungan dengan perkembangan seni rupa di Barat terbagi ke dalam beberapa periode dan dinamai sesuai perkembangan teknologi medianya yaitu: (a) Era Perspektif (perspective age), (b) Era Fotografi (photograpfi age), (c) Era Film (film age), (d) Era Televisi (television age) dan (e) Era Komputer (computer age).
Era perspektif dianggap sebagai era pertama hubungan seni rupa dengan media massa. Pada massa ini ideologi penciptaan dan bentuk-bentuk karya seni rupa mengilhami ideologi, prinsip dan bentuk media massa modern. Objektivitas penggambaran realitas dengan meniru kenyataan alam setepat-tepatnya (mimesis) menjadi salah satu prinsip reportase. Kedudukan seniman disepadankan dengan reporter atau jurnalis. Walaupun dalam perkembangannya seniman mencoba memasukan subjektivitas perasaan atau pengamatannya dalam karya, tetapi hal inipun tetap menjadi bagian dari prinsip kerja seorang jurnalis yang menggunakan subjektivitasnya untuk memilih dan mengkategorikan realitas yang akan diliputnya.
Dalam hal kebentukan, banyak dijumpai visualisasi tokoh, objek, teknik dan gaya yang digunakan seniman pada masa itu mengilhami bentuk-bentuk (visualisasi) yang dihasilkan teknologi komunikasi dan informasi modern saat ini. Sebagai contoh, teknik menggambar mazzacio yang ditemukan oleh Paolo Uccello (1396-1475) yang mengembangkan teknik menggambar perspektif temuan Fillipo Brunelleschi (1377-1446), dengan penggunaan struktur garis untuk menunjukkan bentuk keruangan (dimensi) benda, saat ini digunakan dalam aplikasi program komputer untuk desain tiga dimensi.
Karya dengan tema-tema religius dengan penggambaran adegan menyerupai still photograph, proses penciptaan yang menyerupai kerja seorang sutradara film, penggunaan teknik camera obscura untuk memindahkan objek ke dalam bidang gambar, penggambaran lukisan berseri dan hasil cetakan cukil kayu (wood cut) berwarna yang menyerupai komik dan sebagainya menunjukkan pengaruh seni rupa yang mengilhami bentuk media komunikasi dan informasi pada era berikutnya.
Penemuan fotografi yang sempat dikhawatirkan beberapa seniman pada kenyataannya justru mendorong melahirkan proses, bentuk dan ideologi baru dalam penciptaan karya seni rupa. Bukan sebuah kebetulan bahwa fotografer pertama adalah seorang perupa (pelukis). Inovasi dalam produksi pencitraan ini dalam beberapa hal menggugurkan mitos eksklusif seniman dan patron. Teknologi untuk merekam realitas dengan objektivitas dan keakuratan yang dibawa fotografi, ditambah dengan temuan kamera saku (pocket camera), pas foto dan foto berwarna, membawa ideologi baru, semua orang dapat menjadi seniman.
Penemuan fotografi membawa seniman kepada krisis realisme. Sebagian dari pera seniman tersebut menjadi pesimis dan mengatakan “seni lukis telah mati!”. Sebagian lainnya justru termotivasi untuk melahirkan inovasi baru dalam berkarya. Respon seniman ini kemudian melahirkan dua gaya utama yaitu mereka yang mengeksploitasi karya-karyanya melampaui kemampuan teknologi fotografi untuk merekam realitas, diantaranya dengan menggunakan karya lukisan dalam ukuran yang ekstra besar (saat itu karya foto baru dapat di cetak dalam ukuran yang sangat terbatas) atau membuat bentuk-bentuk visual yang tidak mungkin di hasilkan oleh fotografi.
Secara ideologis muncul pula dua arus besar, yaitu mereka yang mencoba untuk “melawan” kehadiran fotografi dan mereka yang mencoba untuk berkompromi dengan teknologi pencitraan ini. Karya-karya dari kelompok pertama ini lah yang kemudian menjadi cikal bakal seni populer di media massa dan produksi visual untuk kebutuhan –kebutuhan praktis, sedangkan kelompok yang kedua bertahan pada kemurnian karya seni, seni hanya untuk seni (l’art pour l’art). Kedua arus besar ini pula yang kemudian mempertahankan tradisi modernisme dalam seni rupa yang mengkategorikan seni murni dan seni terapan.
Walaupun keterampilan artistik para perupa seni terapan (desainer) tidak berbeda dengan para perupa seni murni, tetapi arogansi tradisi modernisme Barat dalam seni rupa seolah masih menempatkan karya seni terapan—termasuk karya seni tradisi dan non Barat—pada strata di bawahnya.
Perkembangan teknologi citra bergerak yang dibawa film dan televisi pada abad duapuluh mengilhami para perupa di Barat melahirkan bentuk-bentuk karya seni rupa yang menggunakan obyek-obyek dan ikon-ikon seni populer media massa. Langkah ini sebenarnya sudah di dahului oleh perupa dari periode sebelumnya yang menggunakan atau meminjam bentuk-bentuk visual media massa sebagai bagian dari karyanya dalam bentuk kolase. Yang membedakan dengan para perupa sebelumnya adalah penggunaan ikon atau bentuk-bentuk visual media massa oleh para perupa—yang kemudian dikenal dengan Seni Pop (Pop Art) ini—tidak semata-mata persoalan kebentukan, tetapi cenderung sebagai reaksi terhadap kehadiran dan dampak seni populer media massa (film dan televisi).
Paradigma modernisme dalam seni rupa di Barat yang anti tradisi dan non Barat ini pada akhirnya dipandang rigid, kaku dan mengekang kreativitas. Sejalan dengan perkembangan ideologi postmodernisme dengan paradigma multikulturalisme yang di bawanya mendorong para perupa avantgarde melahirkan gerakan seni rupa Kontemporer. Para sejarahwan seni rupa mencatat kemunculan gerakan Kontemporer yang dilatarbelakngi ideologi postmodernisme ini sebagai awal kebangkitan seni rupa dunia. Dalam paradigma Kontemporer (postmodernisme) konvensi-konvensi yang digunakan dalam seni rupa Barat (modernisme) dengan sendirinya digugurkan. Seni-seni tradisi dan non Barat memiliki kedudukan sejajar dengan seni rupa modern yang selama ini tumbuh dan diakui di Barat.
Perlawanan terhadap ideologi modernisme ini juga memicu perubahan paradigma dalam proses, teknik dan bentuk karya cipta. Karya-karya seni diciptakan dengan menggunakan media-media non konvensional yang tidak lazim, eksploitasi tubuh sebagai medium berkarya seni, penggunaan benda-benda temuan (found object) dsb. Pada era inilah di Jerman, Nam June Paik, seorang seniman berkebangsaan Korea memperkenalkan penggunaan televisi dan video sebagai medium berkarya seni rupa (Atkins, 1993).
Menurut Katsyuki Hattori, seniman video art dari Jepang, perkembangan seni media baru di negaranya terbagi dalam tiga periode. Generasi perupa video art dari periode pertama (60-70an), menggunakan media ini sebagai kritik sosial dan budaya, termasuk keritik terhadap media itu sendiri, generasi kedua (80-90 an) merayakannya, mencoba berkolaborasi dan menggunakan sebagai bagian integral dari karya-karyanya, pada era ini dunia industri justru memanfaatkan seni, terutama untuk tujuan-tujuan promosi. Adapun generasi pada periode ke tiga (era 90 akhir hingga kini), menggerakkan semangat kolektif untuk mengispirasi masyarakat media baik melalui aksi langsung di ruang publik maupun ruang viartual pada sistem internet (Murti, 2004).
Pada kurun waktu yang sedikit lebih awal, perkembangan seni media baru seperti yang ditunjukkan olah Hattori, terjadi juga di Barat (Eropa dan Amerika). Pada era komputer (computer age), penggunaan teknologi komunikasi dan informasi mengalami perkembangan, tidak semata-mata sebagai alat (tools) untuk memproduksi citra-citra visual dengan lebih efektif dan efisien, tetapi dieksplorasi sedemikian rupa menggunakan segala keunikan dan kelebihan yang dimiliki oleh teknologi ini, yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan jenis media konvensional sebelumnya, terutama kemampuan untuk menampilkan citra bergerak.

Seni Media Baru dalam Pendidikan Seni
Ideologi posmodernisme yang memicu gerakan Kontemporer pada satu sisi meruntuhkan premis-premis yang berlaku dalam duni seni rupa selama ini. Salah satu diantaranya adalah “kebingungan” untuk mendefinisikan istilah seni itu sendiri secara mendasar. Seminar bertajuk “Apa itu Seni Saat Ini” yang diselenggarakan oleh Fakultas Filsafat Universitas Parahyangan Bandung pada bulan Juni 2004 yang lalu dengan jelas menunjukkan “kebingungan” peserta untuk menyepakati suatu pemahaman atau konsep yang dapat menjelaskan fenomena seni rupa saat ini.
Pada sisi yang lain, terlepas dari ketidaksepakatan untuk merumuskan konsep seni rupa saat ini, kemampuan teknologi komunikasi dan informasi untuk menstimulus kreativitas berkarya seni merupakan potensi besar dalam pendidikan seni. Potensi laten yang dimiliki oleh teknologi komuniksi dan informasi inilah yang dapat dieksploitasi dalam pembelajaran seni di sekolah-sekolah umum.
Seni Media Baru sangat relevan dalam konteks pendidikan di sekolah saat ini, terlebih jika mengingat mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai salah satu muatan kurikulumnya diberikan sejak tingkat dasar hingga lanjutan. Dalam konteks kehidupan saat ini dimana penggunaan media komunikasi dan informasi sudah sangat akrab dengan masyarakat, khususnya diperkotaan, eksplorasi gagasan penciptaan karya seni pada tingkat yang paling sederhana sekalipun sangat dipengaruhi kehadiran media-media tersebut.
Paradigma yang berkembang dalam masyarakat kita saat ini cenderung melihat dampak negatif dari media komunikasi dan informasi (televisi dan internet) terutama program televisi yang menunjukkan kekerasan dan pornografi atau situs-situs porno di internet. Walaupun diakui ada beberapa program televisi yang berisi informasi pengetahuan (pendidikan), tetapi kebanyakan orang tua lebih khawatir terhadap dampak negatifnya, bahkan dari acara televisi yang dibuat khusus untuk anak-anak sekalipun.
Tidak terkecuali para pendidik di sekolah, paradigma tersebut di atas mempengaruhi pertimbangan mereka untuk menggunakan teknologi komunikasi dan informasi dalam praktek pembelajaran di kelas. Kalaupun ada, penggunaannya seringkali dalam pemahaman terbatas, umumnya hanya digunakan sebagai alat bantu (Bell, 1997). Dalam pembelajaran seni rupa misalnya, teknologi komunikasi dan informasi digunakan sebagai media instruksional atau pengganti alat berkarya konvensional melalui program-program khusus terutama dalam pembuatan desain seperti pengolahan dan pengaturan gambar atau duplikasi motif-motif tertentu. Pada beberapa kasus (dengan fasilitas yang cukup memadai) digunakan juga untuk memperkaya gagasan dan wawasan dengan mengunjungi beberapa situs internet untuk melihat reproduksi karya seni, biografi seniman atau artikel tentang kesenirupaan.
Di sekolah-sekolah umum pada dasarnya pendidikan seni diberikan dengan tujuan memberikan pengalaman dan melatih kepekaan estetis, mengembangkan kreativitas, melatih keterampilan motorik, dan menumbuhkan serta mengembangkan sikap dan kemampuan apresiatif. Seluruh kemampuan ini diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan secara umum. Dalam konteks inilah, seni media baru dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran terutama yang berkaitan dengan aspek pengembangan kreativitas dan apresiasi.
Implementasi teknologi informasi dan komunikasi melalui seni media baru dalam kurikulum pembelajaran seni rupa di sekolah pada akhirnya menuntut kreativitas guru sebagai salah satu pengembang kurikulum. Kreativitas ini dibutuhkan untuk menentukan metode pembelajarannya sesuai tingkat perkembangan siswa dan lingkungan belajar di sekolah. Formulasi yang tepat diharapkan akan memberikan hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan alternatif pembelajaran ini diantaranya adalah:
1. Menghilangkan kejenuhan karena metode pembelajaran dan materi pelajaran yang cenderung sama terutama pada tingkat SMP dan SMA.
2. Memperoleh alternatif berkarya seni yang dapat dilakukan oleh semua siswa termasuk mereka yang dikategorikan “tidak berbakat”.
3. Membantu mengakrabkan siswa dengan teknologi informasi dan komunikasi.
4. Membantu mengarahkan siswa dalam penggunaan teknologi komunikasi dan informasi dengan alternatif kegiatan yang lebih produktif dan bermanfaat.

Penutup
Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam pembelajaran seni rupa di sekolah melalui alternatif penciptaan karya seni media baru yang diulas dalam uraian di atas umumnya masih berupa gagasan atau introduksi. Hingga saat ini belum ada metode baku yang digunakan untuk mempelajari jenis kesenian ini. Walaupun demikian dapat dipastikan pengenalan terhadap media serta teknologi informasi dan komunikasi merupakan langkah awal sebelum siswa dapat berkreasi menggunakannya.
Kordinasi dengan bidang studi lain patut dipertimbangkan agar dapat lebih memperkaya gagasan berkarya seni melalui media komunikasi dan informasi. Uji coba metode pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dapat digunakan oleh guru untuk memperoleh metode pembelajaran yang paling tepat sesuai dengan situasi dan kondisi siswa maupun sekolah. Sedangkan bagi pengembang kurikulum (pendidikan seni), penelitian terhadap para perupa yang mengunakan media informasi dan komunikasi sebagai medium berkarya seninya dapat dilakukan untuk memperoleh gambaran secara riil bagaimana bentuk kesenian ini dipelajari, proses penciptaan dan teknik berkarya yang digunakannya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan atau bahan bagi penyusunan kurikulum pendidikan seni rupa berbasis teknologi komunikasi dan informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Alland, Jenny, 2002, The Arts in Schools: Beyond 2000, Queensland: QSA online http://www.qsa.qld.eduau/yrs1-10/kla/arts/pdf/rp-jalan.pdf, diakses Juni 2003.
Barret, Terry, Criticizing Art: Understanding the Contemporary, Mayfield Publishing Company, Mountain View. California, London, Toronto, 1994.
Bell, Malcom & Biott, Colin, 1997, “Using IT in Clasrooms, Experienced Teachers and Student as Co Learners” dalam Somekh, Bridget dan Davis, Niki,(Ed.), 1997, Using Information Technology Effectively in Teaching and Learning, London and New York: Routledge.
DeFleur, Melvin L. & Dennis, Everette E., 1985, Understanding Mass Communication, Boston: Houghton Miffin Company.
Geisert, Paul G. dan Futrell, Mynga K., Teachers, Computers, and Curriculum, Allyn and Bacon, Boston-London, Toronto, Sydney-Tokyo-Singapore., 1995.
Hertz, Richard, Theories of Contemporary Art, Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey, 1985.
Pelfrey, Robert,& Pelfrey, Marry Hall, 1986 , Art and Mass Media, Los Angeles, Harper and Row.
Murti, Krisna, 2004, “Penampakan Media Baru” makalah seminar Apa Itu Seni Saat Ini?, Bandung: Fakultas Filsafat UNPAR.
Rogers, Everett M., Communication Technology, The New Media in Society, The Free Prees, MC Millan, New York, 1986.
Salisbury, David F., Five Technologies for Educational Change, Englewood Cliff, New Jersey.
Schraam, Wilbur, 1984, Media Besar Media Kecil, Alat dan Teknologi Untuk Pendidikan, (Terj.) Agafur, Semarang: IKIP Semarang Press.
Soeteja, Zakarias S., 2003, “Pengaruh Media Massa dalam Penciptaan Karya Seni Rupa Kontemporer Yogyakarta”, Yogyakarta: Thesis PPs Penciptaan Seni ISI Yogyakarta (tidak di terbitkan)
Sumartono, (et al.), 2000, Outlet,Yogya dalam Peta Seni Rupa Kontemporer Indonesia, Yogyakarta: Yayasan Seni Cemeti.
Uhjana Effendy, Onong, 1992, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Walker, Jhon A., 1994, Art In The Age Of Mass Media, London: Pluto Press.


*) Dr. Zakarias S. Soeteja, S.Pd., M.Sn., staf pengajar di Jurusan Pendidikan Seni Rupa-FPBS dan Program Studi Pendidikan Seni- Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia,
Like
ccc

Add to Cart

Perbedaan Yang Menonjol Dari Portal Web Dengan Website Biasa

Perbedaan Yang Menonjol Dari Portal Web Dengan Website Biasa


PORTAL WEB

Portal web adalah situs web yang menyediakan kemampuan tertentu yang dibuat sedemikian rupa mencoba menuruti selera para pengunjungnya. Kemampuan portal yang lebih spesifik adalah penyediaan kandungan informasi yang dapat diakses menggunakan beragam perangkat, misalnya komputer pribadi, komputer jinjing (notebook), PDA (Personal Digital Assistant), atau bahkan telepon genggam.

Portal Web mulai populer pada akhir tahun 1990. Setelah perkembangan perambah web (web browser) pada pertengahan tahun 1990, banyak perusahaan mencoba membangun portal untuk mendapatkan perolehan pasar mereka melalui Internet. Portal web mendapat perhatian khusus karena bagi banyak pengguna, portal web merupakan halaman awal yang dibuka oleh perambah web mereka. Netscape Netcenter telah menjadi bagian dari America Online, Walt Disney meluncurkan Go.com, dan Excite telah menjadi bagian dari AT&T di akhir 1990-an.

Banyak portal yang mengawali keberadaan mereka baik sebagai penyedia direktori Internet maupun fasilitas mesin pencari (Excite, Lycos, AltaVista, infoseek, dan Hotbot adalah beberapa layanan yang tertua dari yang ada). Ekspansi cakupan layanan dilakukan sebagai strategi untuk mengamankan basis pengguna dan memperpanjang masa kunjungan pengguna pada suatu portal. Layanan yang membutuhkan pendaftaran seperti email gratis, fitur tertentu, dan chatroom dianggap mampu mendorong kunjungan yang berulang pada suatu portal. Game, chat, email, berita, dan layanan lain juga bertujuan agar pengunjung tinggal lebih lama, di mana hal tersebut akan menambah penghasilan iklan.

SITUS WEB

Situs web (bahasa Inggris: web site) atau sering dingkat dengan istilah situs adalah sejumlah halaman web yang memiliki topik saling terkait, terkadang disertai pula dengan berkas-berkas gambar, video, atau jenis-jenis berkas lainnya. Sebuah situs web biasanya ditempatkan setidaknya pada sebuah server web yang dapat diakses melalui jaringan seperti internet, ataupun jaringan wilayah lokal (LAN) melalui alamat internet yang dikenali sebagai URL. Gabungan atas semua situs yang dapat diakses publik di internet disebut pula sebagai Waring Wera Wanua atau lebih dikenal dengan singkatan WWW.

Meskipun setidaknya halaman beranda situs internet umumnya dapat diakses publik secara bebas, pada prakteknya tidak semua situs memberikan kebebasan bagi publik untuk mengaksesnya, beberapa situs web mewajibkan pengunjung untuk melakukan pendaftaran sebagai anggota, atau bahkan meminta pembayaran untuk dapat menjadi anggota untuk dapat mengakses isi yang terdapat dalam situs web tersebut, misalnya situs-situs yang menampilkan pornografi, situs-situs berita, layanan surel (e-mail), dan lain-lain. Pembatasan-pembatasan ini umumnya dilakukan karena alasan keamanan, menghormati privasi, atau karena tujuan komersil tertentu.

Sebuah halaman web merupakan berkas yang ditulis sebagai berkas teks biasa (plain text) yang diatur dan dikombinasikan sedemikian rupa dengan instruksi-instruksi berbasis HTML, atau XHTML, kadang-kadang pula disisipi dengan sekelumit bahasa skrip. Berkas tersebut kemudian diterjemahkan oleh peramban web dan ditampilkan seperti layaknya sebuah halaman pada monitor komputer.

Halaman-halaman web tersebut diakses oleh pengguna melalui protokol komunikasi jaringan yang disebut sebagai HTTP, sebagai tambahan untuk meningkatkan aspek keamanan dan aspek privasi yang lebih baik, situs web dapat pula mengimplementasikan mekanisme pengaksesan melalui protokol HTTPS.

Jadi kalo kita simpulkan begini! web biasa hanyalah situs yang menampilkan informasi saja sementara web portal / portal web tidak semata hanya menampilkan informasi saja, tapi sistem yang ada didalamnya memungkinkan seorang pengguna untuk mengakses suatu sistem yang lain yang ada pada lingkungan internal (jaringan lokal intranet yang juga terhubung ke internet) suatu perusahaan dan mengendalikannya dari web portal tersebut.

Terimakasih jangan lupa share, sampai jumpa di kiriman berikutnya ... Thanks you
Like
ccc

Add to Cart

Pekerjaan Manusia Yang Paling Awal Akan Digantikan Oleh Robot

Pekerjaan Manusia Yang Paling Awal Akan Digantikan Oleh Robot

Pekerjaan Manusia Yang Paling Awal Akan Digantikan Oleh Robot

Pekerjaan Manusia Yang Akan Digantikan Oleh Robot - Salam, masih ingtkah kalian dengan robot yang akan menggantikan masa depan manusia?, untuk itu kali ini saya kembali akan memberikan informasi dunia teknologi yang dapat kalian baca dan renungi untuk kedepannya. Kali ini saya share informasi tentang beberapa pekerjaan yang akan dilakukan manusia dan nantinya akan digantikan oleh para robot di masa depan. Pekerjaan yang paling awal digantikan oleh robot di masa depan nantinya. Ini saya ambil dari beberapa sumber yang terpercaya dan pastinya kita akan lihat sendiri bagaimana nantinya. Teknologi yang semakin pesat berkembang ini akan mendorong manusia untuk lebih berhasrat untuk mengembangkan lagi temuan-temuan yang sudah ada dan juga akan menciptakan temuan yang tidak akan kalah canggih dan bahkan melebihi dari yang sekarang.

Menurut penelitian yang dilakukan di Oxford University, kedepannya atau kemungkinan 20 tahun dari sekarang banyak pekerjaan yang dilakukan manusia sekarang ini dari yang sulit sampai mudah sekaligus akan digantikan oleh robot dan manusia bisa saja beresiko kehilangan pekerjaan yang mereka sukai. Sebelumnya saya sudah bahas tentang kecerdasan buatan yang akan mengalahkan kecerdasan manusia, dari itu dapat diketahui bahwa kecerdasan buatan ini yang akan menggantikan pekerjaan manusia kedepannya. Alasan manusia menciptakan robot adalah ingin meminimalisir kesalahan yang dilakukan manusia dalam melakukan pekerjaan sehari-harinya. 

Disini saya hanya membagikan sedikit saja beberapa pekerjaan yang kemungkinan besar akan digantikan oleh robot di masa depan.

1. Dokter

Salah satu pekerjaan yang menyangkut nyawa dan resiko menimbulkan kematian apabila terdapat kesalahan yang sedikit fatal saja dapat menyebabkan hilangnya nyawa manusia. Dokter, profesi yang peluang paling besar akan digantikan oleh robot. Pekerjaan yang membutuhkan sekolah tingkat tinggi ini memang membutuhkan skill yang handal dan perlu pengalaman yang bertahun-tahun untuk jadi profesional. Tetapi hanya dengan robot yang memang diprogram untuk jadi dokter, pekerjaan itu tidak perlu sekolah dan jam terbang tinggi bagi robot. Penggunaan robot ini sudah ada yang diterjunkan di rumah sakit di dunia dan tidak tanggung-tanggung robot itu langsung melakukan operasi pada pasien yang kritis dan pekerjaannya yang akurat dan cepat. Kemungkinan juga seluruh pekerjaan yang ada di rumah sakit akan digantikan olah robot di masa depan. 


2. Tentara dan Polisi

Pekerjaan ini juga memiliki potensi terbesar akan digantikan oleh para robot di masa depan. Bagaimana tidak dengan adanya robot yang tidak kenal lelah akan terus menangani masalah kejahatan di dunia ini karena robot itu kebal dengan peluru dengan perisai dari besi melapisi para robot. Seperti dalam Film Robocop, gabungan antara manusia dan robot mampu mengatasi kejahatan di kotanya. Salah satu negara yang gencar dalam membuat dan mengembangakan robot untuk keperluan militer adalah Amerika Serikat. Dalam menggunakan robot mereka tidak perlu mengorbankan banyak tentara manusia mereka dan selain itu juga robot dianggap efektif dalam melakukan penyerangan pada musuh. Tapi apakah robot ini akan di beri rasa kemanusiaan seperti yang ada pada tentara biasa. Ini yang harus merekan beri untuk para robot agar tidak main pukul rata pada musuh walaupun musuhnya sudan menyerah.

3. Wartawan

Pekerjaan ini juga dipastikan oleh para ahli yang akan digantikan oleh para robot di masa depan. Para ahli memperkirakan sekitar 15 tahun lagi wartawan akan digantikan oleh para robot. Robot ini juga diperkirakan akan menghasilkan artikel yang para robot tulis setiap harinya. Saat ini di berbagai dunia telah ada yang menggunakan jasa robot untuk mempermudah pekerjaan mereka. Para robot ini dipekerjakan untuk menulis laporan tahunan untuk di perusahaan majalah Forbes, dan di perusahaan The Big Ten Network telah menggunakan robot untuk menulis berita tentang olahraga.

4. Akuntan

Pekerjaan yang melelahkan ini dilakukan manusia pastinya akan lambat untuk selesai. Namun pekerjaan ini dipastikan akan digantikan oleh robot dengan alasan membuat pekerjaan lebih cepat selesai dan juga diperkirakan dengan robot juga akan meminimalkan kesalah dalam memasukan data dan juga mengurangi jam kerja akuntan dengan adanya robot karena akan mempu melakukan analisis lebih cepat. Tapi robot ini juga harus didampingi oleh manusia agar tidak salah karena kerusakan programnya. Dimasa depan robot ini full akan jadi akuntan di seluruh dunia. 



Kesimpulan yang dapat saya ambil dari artikel yang saya share kali ini adalah kecerdasan manusia itu lebih diatas kecerdasan buatan. Karena kecerdasan kita ini merupakan kecerdasan yang dimiliki oleh Tuhan dan anugrah yang jangan sampai kita lalai dalam menjaganya. Ada beberapa pekerjaan yang tidak mungkin dilakukan oleh para robot itu, banyak juga pekerjaan yang tidak bisa para robot lakukan dan itulah keadilan untuk kita. Kita jadikan kecerdasan ini menjadi alat bantu kita dalam menyelesaikan pekerjaan kita yang tidak mungkin bisa kita lakukan atau memiliki resiko yang besar.


Demikian Artikel yang saya sampaikan dalam pembahasan tentang Pekerjaan Manusia Yang Paling Awal Akan Digantikan Oleh Robot dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin. Terima Kasih.
Like
ccc

Add to Cart

Sikap-Sikap Yang Membuat Blogger Pemula Selalu Gagal

Sikap-Sikap Yang Membuat Blogger Pemula Selalu Gagal


Sikap-Sikap Yang Membuat Blogger Pemula Menjadi GAGAL - Hai, salam kawan pernahkan kalian merasa lelah dan tidak puas dengan profesi kalian menjadi seorang blogger?, atau kalian ingin berhenti menjadi seorang blogger?, kali ini saya akan menceritakan tentang sikap yang membuat blogger pemula selalu gagal. Sebelumnya saya adalah orang yang belum mengerti tentang apa itu blogger, ya emang benar sebelumnya kita juga tidak tahu apa itu blogger. Dari itu saya pernah mendengar pesan dari dosen saya bahwa "Masa lalu merupakan Masa Bodoh". Tapi setelah saya masuk kuliah dan di kampus saya ini diajarkan tentang ilmu blogger dan bagaimana cara menjadi blogger yang pro. Awalnya sih saya merasa yakin saya akan bisa menulis artikel pada blog, saya sempat berhenti menulis artikel karena dari blog saya itu semuanya masih sepi, tapi saya terus termotivasi oleh dosen saya yang kebanyakan adalah profesi sampingan mereka adalah seorang blogger.

Nah juga dari salah satu dosen saya yang sukses di bidang IM dan ahli dalam blogger dan semenjak itu pun saya semakin semangat memulai blog saya lagi. Dari kesukaan saya dalam menulis artikel apalagi tentang artikel yang bermanfaat untuk orang lain karena saya juga ingin mengutarakan semua apa yang ada dalam ini pikiran saya ini untuk dunia. Saya terus mencari ilmu tentang dunia blogger dan akan terus belajar agar saya bisa mencapai cita-cita saya menjadi seorang Ilmuan Teknologi.

Dari kesukaan saya juga sampai-sampai saya telah membuat banyak blog, dari blog download software bajakan, game, dan niche blog yang saya sedang tulis ini. Karena saya mentargetkan ingin mendapatkan restu google dengan mendaftar Google Adsense. Walaupun banyak para blogger yang telah membuat niche blog di luaran sana, tapi saya yakin saya akan mempu bersaing dengan mereka semua. Tidak ada yang namanya kegagalan yang ada hanyalah rasa malas pada diri manusia semuannya. Dengan tulisan yang saya tulis ini semoga tidak menggurui para blogger yang sudah pro maupun newbie karena saya juga masih newbe, tapi dari pengalaman saya itu saya berfikir kenapa blogger yang pemula punya pikiran ingin menyerah, apa mereka takut merasakan manisnya kesuksesan dari blogger ini.


Memang untuk menjadi seorang blogge itu tidak mudah dan membutuhkan kesabaran yang tinggi untuk bisa mengembangkan blognya. Kebanyakan yang saya tahu dari para blogger pemual mereka selalu tidak sabaran untuk merasakan manisnya hasil dari blog merekan tapi merekan tidak mau merasakan pahitnya kehidupan yang sementara ini. kesuksesan yang baik tentu dengan proses yang baik pula, begitu pula dengan dunia blogger ini kawan. Banyak blogger pemula yang gagal sebelum mereka masuk dalam dunian blogger yang sebenarnya. Dari alasan itu untuk para blogger yang masih tahap belajar seperti saya ini, marilah kita terus berkarya dengan artikel yang bermanfaat untuk orang lain kedepannya.


Berikut ini merupakan 5 sikap yang membuat para blogger pemula selalu gagal : 


1. Terlalu fokus mengedit Tema (selalu merubah/memodifikasi theme)

Untuk yang satu ini saya juga pernah melakukannya dan saya memang suka sekali mengedit tema dari beberapa blog saya, tapi saya akhirnya menemukan tema seperti apa yang ingin saya pakai pada blog saya ini. Tema atau tampilan blog pada blogger merupakan segalanya dan seharusnya itu tidak menjadi prioritas utama, terlebih juga jika tidak terlalu paham tentang bahasa pemrograman pada blognya. Saya pernah juga merubah dan mengedit html pada blog saya sampai saya menjadikan blog saya ini seperti yang saya mau. Untungnya saya sanga sukan sekali dengan coding dan suka banget dengan pemrograman dan itu menjadi alasan saya juga ingin menjadi ilmuan dalam bidan teknologi.
Blogger yang selalu melakukan modifikasi temanya seperti mengharapkan kesempurnaan yang tidak ada. Di dunia ini tidak ada yang sempurna dan walaupun sempurna tetap saja saya yakin pasti memiliki kekurangan yang tidak akan bisa ditutupi oleh para blogger.

2. Tidak Sabaran

Seperti yang saya katakan tadi, untuk menjadi seorang blogger yang pro haruslah memiliki kesabaran yang tinggi, paling tidak cukuplah kesabaran yang ia miliki. Sabar menurut saya bukan hanya untuk di kehidupan sehari-hari saja, tapi juga harus di terapkan di semua bidang terutama dunia blogger ini. Misalkan kalian tidak sabaran ingin mendapatkan pengunjung yang banyak pada blog kalian tapi dengan artikel yang tidak memadai, jangan harap. Untuk mempunyai banyak artikel para blogger di luaran sana tidak dapat melakukannya hanya dalam sehari dua hari, bahkan merekan membutuhkan waktu setahun hingga artikel yang mereka miliki bisa mencapai jumlah artikel yang memadai. Dan untuk para blogger yang tidak sabaran biasanya merekan mengambil jalan CP (copy + paste) dari blog orang lain. Padahal banyak blogger yang membaca artikel orang lain dan menyalinya, tapi mereka menulisnya kembali dengan bahasa merekan sehingga artikel tersebut seperti karanga sendiri.

3. Terlalu Banyak Membaca Tapi Tidak Mengaplikasikannya

Membaca merupakan suatu hal yang penting, tapi dalam dunia blogger membaca saja kurang bagi seorang blogger, merekan harus bisa mempraktekannya dalam menulis artikelnya. Seorang blogger yang menulis kembli postingan orang lain tapi tidak memperhatikan dampak dari para pembaca atau pengunjung blog mereka. Para blogger yang mencari inspirasi dari blog yang lain merekan tidak hanya membaca dan melihat iklan saja, tapi mereka membaca karena bahan bacaannya yang bermanfaat untuk sesama. Jadi seorang blogger selain mempunyai wawasan tapi harus juga mampu memberi wawasan kepada yang lain misalkan melalui artikel yang ditulisnya.

4. Berambisi Mendapatkan Uang

Kelemahan para blogger pemula juga dari keinginan merekan yang terlalu berambisi cepat mendapatkan uang dari blog mereka. Karena tidak ada pengunjung yang datang pada blog yang kosong atau minim artikel yang ditulisnya. Sama halnya dengan pembeli yang tidak akan datang pada toko yang kosong barangnya. Banyak juga blogger yang tujuannya untuk uang, dan tidak memperhatikan bagaiman proses manjadi seorang blogger yang menghasilkan dan sukses. Cobalah untuk memberi wawasan pada orang lain dan kalau urusan mendapat penghasilan itu belakangan saja dengan mendaftarkan blog kalian ke media layanan iklan seperti Google Adsense. Jangan berharap terlalu tinggi karena ketika kita jatuh rasanya sulit untuk bangkit lagi.

5. Menulis Hanya Untuk Mesin Pencari Tanpa Ilmu SEO

Sebagai blogger, mempelajari SEO itu penting dan wajib. Karena beberapa blogger yang memaknai struktur yang dipakai dalam SEO bersifat mengikat dan mutlak. Sehingga ketikan membuat tulisan merekan hanya untuk mesih pencari bukan untuk pembaca. Banyak blogger yang tidak memperhatikan keinginan pembacanya dan hanya mengutamakan kata kunci di mesin pencari. Hasilnya, tulisan yang diciptakan tidak menarik untuk dibaca, karena hanya bisa dipahami oleh robot, bukan manusia. Seharusnya menulis di blog itu untuk dua-duannya (ramah bagi pembaca dan disukai oleh mesin pencari).

Demikian yang dapat saya sampaikan pada postingan Sikap-Sikap Yang Membuat Blogger Pemula Selalu Gagal dan masih banyak lagi sikap-sikap yang dimiliki seorang blogger yang gagal yang tidak bisa saya sampaikan dan semoga kalian semangat dan terima kasih.


Like
ccc

Add to Cart