Help/Support
Like
Contact
Lukisan Affandi Burung Jatayu

Lukisan Affandi Burung Jatayu

Lukisan Affandi Burung Jatayu
Lukisan Affandi kali ini yang saya ingin berbagi dengan anda berjudul "burung jatayu". Jatayu adalah sebuah kisah dalam cerita pewayangan jawa, merupakan nama sebuah burung yang setia dalam pengabdian kepada sang tuannya "Ramayana", kehebatan, kesetiaan dan pengabdian Jatayu terkenal pada saat pertarunganya melawan Rahwana, dalam menyelamatkan Dewi Shinta sebagai Istri Ramayana yang akan diculik oleh Rahwana seorang Raja angkara murka, Jatayu dalam hal ini rela mengorbankan jiwa raganya demi menyelamatkan istri ramayana Dewi Shinta, hingga akhirnya Jatayu gugur dalam pertarungan tersebut melawan Rahwana.

Cerita dari pengabdian dan kesetiaan burung Jatayu tersebut diatas telah menginspirasi Seniman lukis terbesar indonesia Affandi untuk menciptakan sebuah karya lukisan diatas kanvas yang bertema "Burung Jatayu" sebuah karya lukisan plototan tube dengan gaya ekspresionis yang memukau, warna-warna yang cerah dan berani, sesuai dengan keberanian sang Jatayu melawan angkara murka rahwana sampai titik darah penghabisan.

Disini kita bisa mengambil makna dari lukisan affandi burung jatayu bahwa dalam mengarungi hidup ini kita harus berani dan berbulat tekad untuk melawan setiap kejahatan dan angkara murka meskipun nyawa sebagai taruhannya. disamping itu dalam hidup kita harus mempunyai pendirian yang kokoh kepada kesetiaan yang sudah kita pilih sebagai pedoman dalam menjalani hidup ini.

Tema Lukisan : Burung Jatayu
Pelukis : Affandi
Ukuran : 90cm x 70cm
Media : Oil on Canvas
Tahun pembuatan : 1971

Like
ccc

Add to Cart

Lukisan Affandi Perahu dan Matahari

Lukisan Affandi Perahu dan Matahari

Lukisan Affandi Perahu dan Matahari
Lukisan Affandi kali ini yang saya bagikan kepada anda berjudul Badai pasti berlalu dengan mengambil objek perahu dan matahari. tak dapat dipungkiri bahwa affandi pelukis indonesia yang sudah sangat terkenal memiliki banyak ide dalam menciptakan karyanya. terbukti dengan karya-karya yang dihasilkan mencapai ribuan yang sudah tersebar sampai ke mancanegara.

dan untuk lukisan Affandi yang berjudul "Badai Pasti Berlalu ini" memiliki makna dan falsafah kehidupan yang sangat dalam, ada pesan dan pembelajaran yang tinggi yang ingin disampaikan oleh pelukis affandi dari Lukisan ini.

Makna dari lukisan Affandi yang berjudul "Badai Pasti Berlalu ini" mengisahkan perjuangan manusia yang sedang mengarungi samudera luas untuk mencapai suatu tempat yang akan dituju, sebagaimana manusia dalam hidup ini terus berjuang untuk mencapai tujuan yang diharapkan. dan dalam perjalanan tersebut banyak sekali rintangan, mulai dari ombak badai yang kecil hingga besar, namun setelah ombak dan badai berlalu, secercah matahari memberikan sinarnya, membawa mereka hingga suatu tempat tujuan yang mereka inginkan. Dari kisah mereka bisa diambil falsafah kehidupan, dimana mereka berhasil mengarungi samudera luas, karena memiliki sebuah tujuan pasti dan keinginan yang besar untuk meraih apa yang mereka inginkan, mereka gigih berusaha dan tidak pernah menyerah, mereka tidak perduli sebanyak apapun , sebesar apapun badai dan ombak menghadang, mereka menghadapinya, karena ombak dan badai pasti akan berlalu, berganti dengan indahnya sinar matahari, menuju tempat impian mereka.

Begitu juga makna dalam kehidupan, manusia seperti mengarungi sebuah samudera kehidupan, Manusia disimbolkan dengan Perahu, harapan disimbolkan dengan Matahari, Kehidupan disimbolkan dengan lautan Samudera, rintangan, masalah, ujian dalam kehidupan disimbolkan dengan ombak dan badai. Setiap manusia memiliki arah tujuan kehidupanya masing-masing, bahkan memiliki cita-cita atau impianya masing-masing, hanya manusia yang memiiliki arah tujuan hidup yang pasti, gigih berjuang dan tidak pernah menyerah, yang akan bisa sampai pada suatu tempat kehidupan yang manusia tuju, sesuai dengan yang mereka inginkan (sukses), meski badai dan ombak kehidupan datang silih berganti, tidak pernah menyurutkan niat mereka untuk mundur, lari atau bahkan menyerah. Mereka selalu mempunyai secercah harapan diatas harapan yang disimbolkan dalam lukisan sebagai Matahari, mereka mempunyai keyakinan akan apa yang mereka lakukan, bahwa badai dan gelombang dalam perjalanan kehidupan mereka akan berlalu, mereka akan sampai pada suatu tempat kehidupan seperti yang mereka inginkan, dan mereka yakin bahwa impian mereka akan terwujud.

Mereka disebut sebagai pejuang kehidupan, yang menjadi manusia hebat di masa depan, saat mereka sukses melalui ombak dan badai kehidupan, dan bisa membuktikan bahwa mereka bisa, mereka akan menjadi simbol manusia sukses untuk manusia yang lain. Itulah makna falsafah kehidupan yang dalam, yang dilukiskan oleh sang pelukis maestro legendaris Affandi dalam sebuah karya seni tinggi bergaya abstrak.

Lukisan ini bisa menjadi inspirasi, motivasi dan falsafah bagi siapa saja yang mampu memaknai dan menghayati pesan yang tersirat dan terkandung dalam karya lukisan affandi badai pasti berlalu ini 

Judul Karya : Badai Pasti Berlalu
Tahun Pembuatan : 1971
Ukuran : 137cm X 92cm
Media : Oil on Canvas
Klik Lukisan diatas untuk melihat lebih detail
Like
ccc

Add to Cart

Lukisan Affandi Ayam Tarung

Lukisan Affandi Ayam Tarung

Lukisan Affandi Ayam Tarung

Lukisan Affandi Ayam Tarung

Lukisan Affandi yang bertema ayam tarung ini merupakan salah satu tema kesukaan Affandi, sehingga beliau membuat beberapa karya lukisan bertema Ayam tarung dalam versi yang berbeda, ada lebih dari 10 versi lukisan ayam tarung karya Affandi, salah satunya adalah lukisan Ayam Tarung yang kami share disini.

Dalam lukisan Affandi ini Melukiskan sebuah pertarungan ayam yang sangat sengit, antara Ayam jago berwarna putih ke emasan dan Ayam jago berwarna hitam ke emasan, yang merupakan simbol pertarungan antara kejahatan dan kebenaran, itulah yang terjadi dalam kehidupan, dalam setiap diri manusia, dimana setiap waktu selalu dihadapkan antara dua pilihan baik dan buruk, selalu terjadi pertarungan antara keduanya, adakalanya kebenaran harus tersingkirkan, adakalanya kejahatan harus terhapuskan, namun yang pasti kebenaran akan selalu menang pada akhirnya.

Ayam Tarung atau adu ayam merupakan salah satu tradisi rakyat Indonesia khusunya jawa yang menjadi hiburan rakyat, dan sekaligus menjadi ajang arena pertaruhan, hanya ayam-ayam kuat terpilih yang masuk dalam arena pertarungan ini, dan ayam terbaik yang akan memenangkan pertarungan sengit ini, untuk menjadi sang Jawara.

Dua ayam dalam lukisan Affandi ini adalah ayam-ayam terbaik yang bertarung dengan sengit, hidup dan mati, untuk menentukan siapa yang menjadi Jawara sejati.

Pelukis: Affandi
Tahun karya: 1979
Judul : "Ayam tarung"
Ukuran : 136cm X 91cm
Media : Oil on Canvas
Klik Gambar untuk melihat lebih besar
Like
ccc

Add to Cart

Affandi Biografi

Affandi Biografi

affandi biografi

Biografi Affandi Koesoema

Affandi Koesoema (Cirebon, Jawa Barat, 1907 - 23 Mei 1990),  putra dari R. Koesoema, seorang mantri ukur di pabrik gula di Ciledug. Dari segi pendidikan, ia termasuk seorang yang memiliki pendidikan formal yang cukup tinggi. Bagi orang-orang segenerasinya, memperoleh pendidikan HIS, MULO, dan selanjutnya tamat dari AMS, termasuk pendidikan yang hanya diperoleh oleh segelintir anak negeri. tapi ia meninggalkan studinya untuk keinginan menjadi seorang seniman. Affandi belajar sendiri cara melukis sejak tahun 1934.
Namun, bakat seni lukisnya yang sangat kental mengalahkan disiplin ilmu lain dalam kehidupannya, dan memang telah menjadikan namanya tenar sama dengan tokoh atau pemuka bidang lainnya.

Pernikahan Affandi

Pada umur 26 tahun, pada tahun 1933, Affandi menikah dengan Maryati, gadis kelahiran Bogor. Affandi dan Maryati dikaruniai seorang putri yang nantinya mewarisi bakat ayahnya sebagai pelukis, yaitu Kartika Affandi.
Sebelum mulai melukis, Affandi pernah menjadi guru dan pernah juga bekerja sebagai tukang sobek karcis dan pembuat gambar reklame bioskop di salah satu gedung bioskop di Bandung. Pekerjaan ini tidak lama digeluti karena Affandi lebih tertarik pada bidang seni lukis.

Sekitar tahun 30-an, Affandi bergabung dalam kelompok Lima Bandung, yaitu kelompok lima pelukis Bandung. Mereka itu adalah Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, dan Wahdi serta Affandi yang dipercaya menjabat sebagai pimpinan kelompok. Kelompok ini memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan seni rupa di Indonesia. 
Kelompok ini berbeda dengan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) pada tahun 1938, melainkan sebuah kelompok belajar bersama dan kerja sama saling membantu sesama pelukis.
Pada tahun 1943, Affandi mengadakan pameran tunggal pertamanya di Gedung Poetera Djakarta yang saat itu sedang berlangsung pendudukan tentara Jepang di Indonesia. Empat Serangkai--yang terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Mas Mansyur--memimpin Seksi Kebudayaan Poetera (Poesat Tenaga Rakyat) untuk ikut ambil bagian.
Pada tahun 1950, Affandi mulai membuat lukisan ekspresionis. Dia melukis dengan langsung menekan cat keluar dari tabung tersebut. Dia menemukan teknik ini secara tidak sengaja, ketika ia dimaksudkan untuk menarik garis satu hari. Saat ia kehilangan kesabaran ketika dia mencari pensil yang hilang, ia menerapkan cat langsung dari tube-nya. Efek yang dihasilkan, saat ia menemukan, adalah bahwa obyek lukisan tampak lebih hidup. Ia juga merasa lebih banyak kebebasan untuk mengekspresikan perasaannya ketika ia menggunakan tangannya sendiri, bukan kuas lukisan. 
Dalam hal tertentu, ia telah mengakui kemiripan dengan Vincent van Gogh. Sebagai seorang seniman terkenal, Affandi berpartisipasi dalam berbagai pameran di luar negeri. Dia pernah mendapat beasiswa untuk kuliah melukis di Santiniketan, India, suatu akademi yang didirikan oleh Rabindranath Tagore. Ketika telah tiba di India, dia ditolak dengan alasan bahwa dia dipandang sudah tidak memerlukan pendidikan melukis lagi. Akhirnya biaya beasiswa yang telah diterimanya digunakan untuk mengadakan pameran keliling negeri India.

Kegiatan Pameran Lukisan Affandi

Selain India, ia telah juga ditampilkan karya-karyanya dalam Biennale di Brasil, Venice dan Sao Paolo. Pada tahun 1957, ia menerima beasiswa dari pemerintah Amerika Serikat untuk mempelajari metode pendidikan seni. Dia diangkat sebagai Profesor Kehormatan dalam Lukisan oleh Ohio State University di Columbus di Amerika Serikat. Pada tahun 1974, ia menerima gelar doktor kehormatan dari University of Singapore, Penghargaan Perdamaian dari Yayasan Dag Hammarskjoeld pada tahun 1977, dan gelar Grand Maestro di Florence, Italia. 

Sepulang dari India, Eropa, pada tahun lima puluhan, Affandi dicalonkan oleh PKI untuk mewakili orang-orang tak berpartai dalam pemilihan Konstituante. Dan terpilihlah dia, seperti Prof. Ir. Saloekoe
Poerbodiningrat dsb, untuk mewakili orang-orang tak berpartai. Dalam sidang konstituante, menurut Basuki Resobowo yang teman pelukis juga, biasanya katanya Affandi cuma diam, kadang-kadang tidur. Tapi ketika sidang komisi, Affandi angkat bicara. Dia masuk komisi Perikemanusiaan (mungkin sekarang HAM) yang dipimpin Wikana, teman dekat Affandi juga sejak sebelum revolusi.Topik yang diangkat Affandi adalah tentang perikebinatangan, bukan perikemanusiaan dan dianggap sebagai lelucon pada waktu itu.

Pribadi Affandi Pelukis Indonesia

Affandi merupakan seorang pelukis rendah hati yang masih dekat dengan flora, fauna, dan lingkungan walau hidup di era teknologi. Ketika Affandi mempersoalkan 'Perikebinatangan' tahun 1955, kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup masih sangat rendah.
Affandi juga termasuk pimpinan pusat Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat), organisasi kebudayaan terbesar yang dibubarkan oleh rezim Suharto. Dia bagian seni rupa Lembaga Seni Rupa) bersama Basuki Resobowo, Henk Ngantung, dan sebagainya.

Meski sudah melanglangbuana ke berbagai negara, Affandi dikenal sebagai sosok yang sederhana dan suka merendah. Pelukis yang kesukaannya makan nasi dengan tempe bakar ini mempunyai idola yang terbilang tak lazim. Orang-orang lain bila memilih wayang untuk idola, biasanya memilih yang bagus, ganteng, gagah, bijak, seperti; Arjuna, Gatutkaca, Bima atau Werkudara, Kresna, tapi affandi tidak demikian.

Di tepi sungai Gajah Wong di Jalan Solo di Yogyakarta, dirancang dan dibangun rumah untuk dirinya sendiri, yang juga berfungsi sebagai museum untuk menampilkan lukisan-lukisannya. Bangunan ini dibangun unik,dengan atap yang menyerupai daun pisang. Museum ini memiliki sekitar 250 lukisan Affandi. Sayangnya, kelembaban udara yang tinggi dan suhu yang menyebabkan kekhawatiran tentang kondisi lukisan.

Yayasan Affandi, yang mengelola museum, menemukan kesulitan untuk mengelola museum benar, karena kurangnya dana dan pendapatan. Sebelum meninggal, Affandi menghabiskan banyak waktu duduk-duduk di museum sendiri, mengamati lukisannya. Dia pernah berkata, "Aku ingin mati dalam kesederhanaan tanpa memberikan masalah kepada siapa pun yang tidak perlu, jadi aku bisa pulang kepada-Nya dalam damai." 

Gaya aliran Lukisanya merupakan gaya baru dalam aliran lukisan modern khususnya ekspressionism. Karya-karya Lukisanya banyak mendapatkan apresiasi dari para pengamat seni baik dari dalam dan luar negeri, beliau aktif berpameran tunggal di Negara-negara seperti: Inggris, Eropa, Amerika dan India, pada masa Tahun 1950-an.

Affandi merupakan salah satu Pelukis yang paling produktif, dimana beliau telah menciptakan lebih dari 2 ribu lukisan selama hidupnya, karyanya telah tersebar diseluruh pelosok Dunia dan dikoleksi oleh para Kolektor kelas lokal dan Dunia.

Sumber : www.affandi.org, id.wikipedia.org/wiki/Affandi
Like
ccc

Add to Cart

Lukisan Affandi Andong Jogja

Lukisan Affandi Andong Jogja

Lukisan Affandi Andong Jogja

Affandi adalah salah satu Maestro Pelukis Indonesia yang sudah sangat terkenal, banyak sekali karya lukisannnya yang tersebar didalam maupun diluar negeri. salah satu dari karya lukisan beliau berjudul Andong Jogja.

Pelukis Affandi dalam hal ini melukiskan aktifitas para delman dengan Andong mereka yang ada di daerah Jogja, para delman ini lalu lalang melintasi jalan-jalan antar kampung mengantarkan penumpang, barang-barang dagangan dan lainya, nuansa damai pedesaan dalam kehidupan bersahaja, menyentuh Affandi untuk menuangkan inspirasinya diatas canvas dengan gaya lukisan ekspresionisme, kombinasi warna mengalir dan berpadu dengan sendirinya dari plototan tube diatas canvas, dengan sapuan tangan sebagai pengganti kuas, nampak lukisan abstrak dengan tekstur ekstrem, dan terciptalah lukisan berjudul "Andong jogja" ini.

Andong merupakan sebuah alat transportasi tradisional berbentuk gerobak yang ditarik oleh kuda, hingga saat ini Andong-andong tersebut masih digunakan sebagai alat trasportasi dan wisata bagi masyarakat Jogja, dan Andong sendiri menjadi salah satu ciri khas dari kota Jogjakarta.

Pelukis : Afandi
Tahun Pembuatan : 1963
Judul : "Andong Jogja"
Ukuran : 110cm X 95cm
Media : Oil on Canvas

Silahkan klik gambar diatas untuk melihat lebih besar.. salam seni
Like
ccc

Add to Cart