MOTIVASI PENDIDIKAN MELUKIS YANG TEPAT UNTUK ANAK USIA DINI
Oleh : Eko Kimianto, S.Pd
“Angel-angel gampang, golek aten-atenne bocah cilik” itu yang terucap dengan bahasa Jawa medhok dari seorang pendidik yang sedang menelateni anak-anak kecil. Memang tidak gampang untuk mendidik dan membuat anak-anak kecil itu berminat dan senang menekuni sesuatu yang ada dihadapannya. Itulah sebenarnya kendala utama pendidikan yang ditujukan untuk anak-anak usia dini, yaitu anak usia TK dan SD.
Mereka mudah untuk patah semangat dan tidak mau belajar kembali, ketika sesuatu yang dipelajarinya itu dirasa sangat sulit untuk dikerjakan atau diterima sesuai dengan daya pemikiran dan angan-angan anak-anak tersebut. Mereka bisa tidak mau mencoba kembali dan meninggalkan begitu saja, apa yang seharusnya dikerjakan sebagai suatu mata pelajaran atau tugas-tugas tertentu yang ditujukan untuknya. Mereka mudah frustasi, mereka mudah muthung (bahasa Jawa), mudah menghentikan kegiatannya, mudah jengkel dan mudah benci dengan sesuatu yang membuatnya kesulitan. Hal ini berlaku juga untuk pendidikan seni rupa, khususnya untuk pendidikan melukis bagi anak-anak usia dini dengan batasan usia TK dan SD. Perlu kiat-kiat tertentu untuk supaya tidak salah langkah dalam menangani pendidikan melukisnya. Jika salah dalam menanganinya berarti akan mematikan minat dan hobinya dalam melukis, tetapi sebaliknya akan membuat anak-anak itu teramat senang dan akan bertambah suka jika penanganannya tepat sasaran sesuai dengan keinginan psikologis anak.
Anak usia dini ini memang tidak seperti robot yang bisa kita jalankan sesuai dengan kehendak kita. Dia punya hati, dia punya keinginan, dia punya hasrat, dia punya keingintahuan dan dia juga punya kecuekan tersendiri yang kadang sulit dimengerti oleh daya nalar orang dewasa. Segala sesuatu yang dipunyainya tersebut harus bisa kita dekati dengan menyesuaikan daya nalar pemikiran mereka. Kita harus bisa mendalami jiwanya terlebih dahulu, apa yang diinginkannya dan apa yang dijadikan harapannya. Semua harus diselaraskan terlebih dahulu, sebelum kita melangkah lebih jauh untuk memberikan penanganan pendidikan melukisnya.
Menyelaraskan jiwa mereka dengan materi pendidikan yang bisa disenanginya, harus yang pertama dilakukan terlebih dahulu. Hal ini akan mempermudah langkah-langkah berikutnya. Anak usia dini begitu menyukai sesuatu hal, dia akan lebih mudah untuk mau menuruti dan melakukan sesuatu tindakan yang akan diarahkan dan diinginkan oleh seorang pendidik. Begitu mereka berminat dan tumbuh rasa hobinya, dia akan menuruti segala perintah yang diberikan untuknya. Sehingga teknik-teknik pendidikan melukisnya juga akan mudah diterima dan dipahami serta kemudian melakukannya dalam bentuk praktik berkarya seni lukis.
Ketika anak-anak ini mulai melakukan praktik berkarya, berikan bermacam-macam support yang bisa menggugah dan meningkatkan kualitas minat dan hobinya, sehingga apa yang dikerjakannya tersebut akan dengan senang hati dilakukan, dikerjakan dan diselesaikannya. Jangan sekali-kali ketika mereka berkarya, pendidik terlalu mendikte dan mengguruinya dengan apa yang sedang mereka kerjakan. Biarkan terlebih dulu mereka mencipta, membentuk objek, berkreasi dan memadu warna sesuka hatinya. Biarkan mereka berimprovisasi sesuai dengan tingkatan pemikiran imajinasinya, sehingga mereka merasa nyaman, merasa bebas dan merasa tidak terganggu. Anak-anak ini punya naluri untuk berimajinasi dan berekspresi secara naluri dan alamiah. Mereka akan merasa senang dengan berbagai uji coba yang tengah dilakukannya. Terlepas dari segi bentuk yang diselesaikannya. Apapun hasilnya itulah yang terbaik yang telah dilakukannya dalam berkreasi seni lukis.
Kebebasan dalam melakukan kegiatan berkarya seni inilah, seorang anak kecil akan merasa mampu dan bisa untuk menciptakan karya lukis yang sedang digelutinya. Perasaan bisa dan mampu ini akan membawa minat yang berlebih untuk mencoba berkarya dan menghasilkan suatu lukisan-lukisan berikutnya. Dia akan senang mencoba kembali dan berkarya lebih banyak lagi karena didasari rasa senang yang tinggi. Dia akan semakin mood (situasi yang selalu siap berkarya) untuk menghasilkan karya yang lebih banyak lagi. Semakin banyak dia mencoba akan semakin tinggi pula perkembangan kemampuan melukisnya.
Usahakan kondisi yang menyenangkan seperti ini, tetap bisa dipertahankan. Tidak sekedar dipertahankan, tetapi sebisa mungkin untuk selalu lebih meningkatkan dari kondisi yang ada menuju kemajuan yang signifikan. Kondisi dalam arah peningkatan kemampuan ini, seorang pendidik harus tetap bisa memberikan masukan yang bermakna. Masukan yang berupa motivasi yang dipandang perlu dalam bentuk meningkatkan kemampuan berkreasi seni lukis.
Membangkitkan motivasi diri pada anak usia dini sangatlah penting, karena dengan kita memberikan motivasi kepada anak didik, di harapkan nantinya anak tersebut akan mempunyai rasa percaya diri untuk bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, bisa bersosialisasi dengan teman sebayanya. Dengan menumbuhkan motivasi diri pada anak usia dini kita telah membantu untuk mewujudkan adanya tumbuh kembang siswa kita menjadi anak yang sehat, cerdas dan ceria.
Terbentuknya motivasi diri pada anak usia dini berasal dari dua jenis motivasi yaitu: 1. Motivasi yang berasal dari dalam diri anak didik kita, yang disebut dengan Internal Motivation. Motivasi ini muncul dari dalam diri anak tanpa adanya faktor luar yang mempengaruhinya. 2. Motivasi yang keluar karena adanya dorongan dari luar anak, misalnya seperti adanya imbalan, tambahan uang jajan, reward, hadiah atau penghargaan. Motivasi inilah yang disebut Eksternal Motivation atau motivasi eksternal.
Memotivasi anak usia dini dalam berkarya seni lukis ini bisa dilakukan dengan dua cara tersebut, yaitu dengan usaha memaksimalkan pertumbuhan motivasi dari dalam (motivasi internal) maupun dengan menumbuhkan motivasi yang berasal dari luar diri sianak (motivasi eksternal). Menumbuhkan motivasi internalnya dengan cara kita memberikan kebebasan yang terarah agar anak usia dini tersebut mau bersosialisasi dengan teman sebaya dilingkungan sekitarnya. kebebasan yang kita berikan tetap saja merupakan suatu bentuk kebebasan yang masih tetap kita arahkan.
Menumbuhkan motivasi eksternalnya dengan cara kita mengumpulkan teman-teman sebayanya dalam satu tempat dan kita ajak mereka bersama-sama menciptakan suatu karya yang memerlukan kerjasama dalam satu team. Bisa kita lakukan dengan melukis menyusun objek gambar ataupun menyusun gambar balok menjadi satu bentuk tertentu. Dengan adanya kebersamaan diantara mereka, maka akan ada komunikasi yang terjalin sehingga diantara anak didik kita mempunyai rasa percaya diri telah mampu untuk berkarya lukis secara bersama-sama dengan lingkungan sekitarnya.
Pada dasarnya komunikasi adalah salah satu kunci pokok agar motivasi diri pada diri anak usia dini dapat terus berkembang. Motivasi dalam diri anak usia dini bisa kita berikan pula melalui sanjungan dan pemberian kata-kata baik yang “NGALEMBANA” sehingga dapat meningkatkan kemampuan yang mengarah pada pemberian dorongan, semangat dan arahan. Sehingga perkembangan melukis pada anak usia dini ini lebih meningkat lagi menjadi anak yang sehat, cerdas dan ceria.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian motivasi pendidikan melukis yang tepat untuk anak usia dini adalah dengan memberikan kebebasan pada anak tanpa adanya aturan-aturan yang terlalu membatasi anak untuk bebas berkarya seni, terlepas dari aturan bentuk objek gambar yang ada. Kemudian hasil karya cipta anak dalam bentuk lukisan tersebut harus mendapatkan apresiasi positif yang sifatnya menyanjung dan mengungkapkan tentang segi-segi kelebihan yang ada pada karya lukis yang telah dihasilkannya tersebut. Sehingga akhirnya anak akan suka dan berminat untuk berkarya seni lukis. Anak akan merasa mampu dan percaya diri akan hasil karya cipta lukisannya. Hal tersebut berimbas pada perkembangan yang optimal dalam kemampuan melukisnya dan berpengaruh pula terhadap tingkat psikologis anak yang dapat menjadikan anak bertambah percaya diri, menjadi anak sehat, cerdas dan selalu ceria.
Penulis : Eko Kimianto, S.Pd
Pendidik di SMP Negeri 2 Gemuh, bidang studi Seni Budaya.