Foto lama, kenangan masa lalu sewaktu aku masih kecil. Masa aku masih duduk di Tk sekitar tahun 1974. Pose foto ini beserta Bulikku (Jumiati), waktu itu bulikku belum nikah lho.
Tidak bosan-bosannya aku tampilkan lebih dari satu kali kenangan terindah ini, waktu itu aku tak punya beban sama sekali, yang ada hanyalah senang dan senang.
Pada tahun 1974 adalah masa kejayaan Mohammad Ali, sehingga akupun bergaya seperti Ali yang sedang bertinju. Idolaku sewaktu masa kanak-kanak.
Menyetir mobil merupakan salah satu kesukaan anak-anak. Foto diambil sekitar tahun 1972 di studio foto Kaliwungu.
Keluargaku di tahun 1972, berdiri dari kiri Jumiati, Jumiasih, Budhe Sukiyah, Ibuku Atipah (dalam gendongan dik Dwi Murwatinah), Bapakku Moebasir BSc, sedangkan yang ada di sekitar mobil-mobilan adalah Suwargi, Aku (Kimianto) dan Titik Kastiwati
Bapakku sewaktu masih mengajar di ST Negeri Kendal pada tahun 1974, kemudian bapak mengajar di STM Harapan Kendal dan dilanjutkan mengajar di SMAN I Kendal sampai pensiun pada bulan Desember 2004. Bapak sempat menjadi Kepala Sekolah di SMA Trisula dan SMA Sudirman sekitar tahun 1979-1983. Mata pelajaran yang diampu sesuai namaku yaitu pelajaran Kimia.
Yach.... kenangan ini merupakan salah satu awal aku mengenal seni, yaitu seni pewayangan. Wayang ini di pentaskan saat Om Edy melakukan khitanan. Aku mulai tertarik wayang dan berusaha untuk dapat menggambar sendiri bentuk-bentuk wayang yang aku kenal pada saat itu. Banyak yang membantuku dalam proses pengenalan wayang dan juga sarana media yang dibutuhkan dalam aku menggambar wayang tersebut.
Foto yang sama ini diambil sekitar tahun 1974 di Moro Demak tempat asal Bapakku, dan juga tempat tinggal kakek nenek beserta keluarga besarnya di Demak. Kenangan terindah di Moro Demak adalah menonton balap perahu pada saat Syawalan. Menontonnya sambil naik perahu dan minumnya es limun yang sangat segar pada saat itu. Wow...........indahnya.
Pada tahun 1982 aku mulai duduk di bangku SMP Negeri I Kendal, aku sudah tidak lagi menggambar dengan bentuk atau motif wayang lagi, tetapi sudah berkembang untuk menggambar tema realistis maupun naturalistis. Tema tersebut sesuai dengan perkembanganku secara psikologis yaitu perpindahan dari masa anak-anak ke masa remaja.
Foto ini juga diambil sekitar tahun 1982 di dalam rumahku dahulu, berpose dengan kedua adikku, Tri Teguh Suwignyo dan Catur Prakosa Hutomo (berdiri di atas meja).
Piknik beserta keluarga besar STM Harapan Kendal pada tahun 1984. Pada gambar terlihat adikku Dwi Murwatinah paling kanan, kemudian Bapak dan aku (membawa oleh-oleh Pakel). Gambar di ambil setelah menikmati keindahan alam Grojogan Sewu di Tawangmangu.
Mbah Ngasimin (alm), foto diambil sekitar awal tahun 80-an. Inilah mbahku dari pihak ibu, yang banyak membantuku menyiapkan kertas doss atau kertas tebal lainnya untuk bahan menggambar wayang. Mbah Ngasimin meninggal dunia pada tahun 1995 di Langenharjo Kendal.
Alm. Mbah Sukaemi adalah kakekku dari Bapak yang meninggal dunia pada tahun 1977 di Moro Demak, yang aku ingat pesannya dulu adalah "Le kalau menggambar di meja atau lantai setelah selesai di bersihkan kembali ya...".
Alm. Mbah Tasniah adalah nenekku dari pihak bapak yang meninggal sekitar tahun 2001 di Semarang yang kemudian di makamkan di Moro Demak berdampingan dengan Mbah Sukaemi. Pesannya yang kuingat adalah untuk selalu berdoa sewaktu naik kendaraan, dengan memberikan lafal bacaan doa yang harus diucapkan.
Ibu Atipah adalah ibuku yang selalu membimbing dan mengarahkan segala tingkah laku yang baik untuk anak-anaknya. Dialah orang yang paling aku hormati dan paling dekat denganku. Kasih sayangnya takkan lekang oleh waktu, tindak tanduknya menjadi pedoman dalam hidupku. Seorang ibu yang pendiam, sederhana, berahlak mulia patuh pada suaminya (Bapakku) dan memberikan contoh kesantunan moral pada anak-anaknya. Selalu menghormati orang lain, siapapun orangnya baik yang miskin, orang rendahan dia selalu mengucapkan kata-kata yang santun. Semoga Allah mengampuni segala dosanya, menerima segala amal baiknya dan diterima di surganya. Ibu meninggal pada tanggal 17 Januari 2004.
Bapakku sewaktu masih tugas sebagai guru PNS di SMAN I Kendal, foto diambil sekitar akhir tahun 80-an
Foto keluargaku pada tahun 1995, dari kiri Panca Setyo Rini, aku (Kimianto), Dwi, Bapak Moebasir, Catur, Ibu Atipah dan Tri Teguh. Kenangan keluarga yang takkan sirna di telan waktu.
Tidak bosan-bosannya aku tampilkan lebih dari satu kali kenangan terindah ini, waktu itu aku tak punya beban sama sekali, yang ada hanyalah senang dan senang.
Pada tahun 1974 adalah masa kejayaan Mohammad Ali, sehingga akupun bergaya seperti Ali yang sedang bertinju. Idolaku sewaktu masa kanak-kanak.
Menyetir mobil merupakan salah satu kesukaan anak-anak. Foto diambil sekitar tahun 1972 di studio foto Kaliwungu.
Keluargaku di tahun 1972, berdiri dari kiri Jumiati, Jumiasih, Budhe Sukiyah, Ibuku Atipah (dalam gendongan dik Dwi Murwatinah), Bapakku Moebasir BSc, sedangkan yang ada di sekitar mobil-mobilan adalah Suwargi, Aku (Kimianto) dan Titik Kastiwati
Bapakku sewaktu masih mengajar di ST Negeri Kendal pada tahun 1974, kemudian bapak mengajar di STM Harapan Kendal dan dilanjutkan mengajar di SMAN I Kendal sampai pensiun pada bulan Desember 2004. Bapak sempat menjadi Kepala Sekolah di SMA Trisula dan SMA Sudirman sekitar tahun 1979-1983. Mata pelajaran yang diampu sesuai namaku yaitu pelajaran Kimia.
Yach.... kenangan ini merupakan salah satu awal aku mengenal seni, yaitu seni pewayangan. Wayang ini di pentaskan saat Om Edy melakukan khitanan. Aku mulai tertarik wayang dan berusaha untuk dapat menggambar sendiri bentuk-bentuk wayang yang aku kenal pada saat itu. Banyak yang membantuku dalam proses pengenalan wayang dan juga sarana media yang dibutuhkan dalam aku menggambar wayang tersebut.
Foto yang sama ini diambil sekitar tahun 1974 di Moro Demak tempat asal Bapakku, dan juga tempat tinggal kakek nenek beserta keluarga besarnya di Demak. Kenangan terindah di Moro Demak adalah menonton balap perahu pada saat Syawalan. Menontonnya sambil naik perahu dan minumnya es limun yang sangat segar pada saat itu. Wow...........indahnya.
Pada tahun 1982 aku mulai duduk di bangku SMP Negeri I Kendal, aku sudah tidak lagi menggambar dengan bentuk atau motif wayang lagi, tetapi sudah berkembang untuk menggambar tema realistis maupun naturalistis. Tema tersebut sesuai dengan perkembanganku secara psikologis yaitu perpindahan dari masa anak-anak ke masa remaja.
Foto ini juga diambil sekitar tahun 1982 di dalam rumahku dahulu, berpose dengan kedua adikku, Tri Teguh Suwignyo dan Catur Prakosa Hutomo (berdiri di atas meja).
Piknik beserta keluarga besar STM Harapan Kendal pada tahun 1984. Pada gambar terlihat adikku Dwi Murwatinah paling kanan, kemudian Bapak dan aku (membawa oleh-oleh Pakel). Gambar di ambil setelah menikmati keindahan alam Grojogan Sewu di Tawangmangu.
Mbah Ngasimin (alm), foto diambil sekitar awal tahun 80-an. Inilah mbahku dari pihak ibu, yang banyak membantuku menyiapkan kertas doss atau kertas tebal lainnya untuk bahan menggambar wayang. Mbah Ngasimin meninggal dunia pada tahun 1995 di Langenharjo Kendal.
Alm. Mbah Sukaemi adalah kakekku dari Bapak yang meninggal dunia pada tahun 1977 di Moro Demak, yang aku ingat pesannya dulu adalah "Le kalau menggambar di meja atau lantai setelah selesai di bersihkan kembali ya...".
Alm. Mbah Tasniah adalah nenekku dari pihak bapak yang meninggal sekitar tahun 2001 di Semarang yang kemudian di makamkan di Moro Demak berdampingan dengan Mbah Sukaemi. Pesannya yang kuingat adalah untuk selalu berdoa sewaktu naik kendaraan, dengan memberikan lafal bacaan doa yang harus diucapkan.
Ibu Atipah adalah ibuku yang selalu membimbing dan mengarahkan segala tingkah laku yang baik untuk anak-anaknya. Dialah orang yang paling aku hormati dan paling dekat denganku. Kasih sayangnya takkan lekang oleh waktu, tindak tanduknya menjadi pedoman dalam hidupku. Seorang ibu yang pendiam, sederhana, berahlak mulia patuh pada suaminya (Bapakku) dan memberikan contoh kesantunan moral pada anak-anaknya. Selalu menghormati orang lain, siapapun orangnya baik yang miskin, orang rendahan dia selalu mengucapkan kata-kata yang santun. Semoga Allah mengampuni segala dosanya, menerima segala amal baiknya dan diterima di surganya. Ibu meninggal pada tanggal 17 Januari 2004.
Bapakku sewaktu masih tugas sebagai guru PNS di SMAN I Kendal, foto diambil sekitar akhir tahun 80-an
Foto keluargaku pada tahun 1995, dari kiri Panca Setyo Rini, aku (Kimianto), Dwi, Bapak Moebasir, Catur, Ibu Atipah dan Tri Teguh. Kenangan keluarga yang takkan sirna di telan waktu.