Help/Support
Like
Contact
KOMIK KARYA GANES TH II

KOMIK KARYA GANES TH II

BANJIR DARAH DI PANTAI KUTA, karya Ganes TH diambil dari http://www.anelinda-store.com/images/gallery/ganes/ganes12.jpg

BANGKITNYA SI MATA MALAIKAT, komik karya Ganes TH, diambil dari http://www.anelinda-store.com/images/gallery/ganes/ganes11.jpg
IBLIS PULAU RAKATA, karya Gane TH, diambil dari http://www.anelinda-store.com/images/gallery/ganes/ganes10.jpg

DJAMPANG SI JAGO BETAWI, karya Gane TH, diambil dari http://www.anelinda-store.com/images/gallery/ganes/ganes08.jpg

Like
ccc

Add to Cart

KOMIK KARYA GANES TH

KOMIK KARYA GANES TH

DJampang karya Ganes TH, karya Ganes th, diambil dari http://www.anelinda-store.com/images/gallery/ganes/ganes06.jpg

Djampang Jago Betawi karya Ganes TH, diambil dari http://www.anelinda-store.com/images/gallery/ganes/ganes05.jpg

Kabut Tinombala, karya Ganes TH, diambil dari http://www.anelinda-store.com/images/gallery/ganes/ganes03.jpg

Kabut Tinombala, karya Ganes TH, diambil dari http://www.anelinda-store.com/images/gallery/ganes/ganes02.jpg

Si Buta Dari Gua Hantu, karya Ganes Th, diambil dari http://www.anelinda-store.com/images/gallery/ganes/ganes01.jpg

Like
ccc

Add to Cart

KARYA HANS JALADARA

KARYA HANS JALADARA

YANISAH, komik hasil karya Hans Jaladara, diambil dari http://komikdancersilantik.blogspot.com

"PANJI TENGKORAK" karya Hans Jaladara, gambar diambil dari http://ultramicroscopic.wordpress.com/

"GADIS BERANDAL" salah satu komik karya Hans Jaladara, diambil dari http://komikdancersilantik.blogspot.com/
Like
ccc

Add to Cart

SANG LEGENDA KOMIK INDONESIA: HANS JALADARA

SANG LEGENDA KOMIK INDONESIA: HANS JALADARA

Inilah potret dari Sang Legenda Komik Indonesia: Hans Jaladara, gambar diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Hans_Jaladara



"18 JURUS MENAKLUKKAN NAGA" karya komikus Hans Jaladara, diambil dari http://komik-silat.blogspot.com/2010_05_01_archive.html



"PANJI TENGKORAK" Karya komik monumental dari pelukis komik legendaris Indonesia Hans Jaladara. Gambar diambil dari http://rumahputih.net/?tag=hans-jaladara



INTAN PERMATA RIMBA, komik karya Hans Jaladara. Gambar diambil dari http://ekyu.multiply.com/journal/item/84



Hans Rianto Sukandi (lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 4 April 1947) atau yang lebih dikenal dengan nama pena Hans Jaladara atau hanya Hans adalah seorang komikus yang terkenal di Indonesia. Dia dikenal sebagai pencipta serial Panji Tengkorak, komik cerita silat Indonesia yang populer.

Karier komik

Nama Jaladara baru dipakai Hans pada awal tahun 1970-an karena ada peniru dengan nama Han, tanpa huruf S. Jaladara diambil dari tokoh komik wayang karya Ardi Soma, yaitu Wiku Paksi Jaladara.

Hans yang pada awalnya membuat komik jenis drama, kemudian diminta sebuah penerbit untuk membuat komik serupa Si Buta dari Goa Hantu karya Ganes TH. yang waktu itu tengah menjadi idola di kalangan penggemar komik. Hans kemudian menciptakan tokoh Pandji Tengkorak pada tahun 1968 dan komik ini sangat sukses di pasaran. Komik Pandji Tengkorak pada tahun 1971 diadaptasi menjadi sebuah film aksi laga layar lebar berjudul sama yang dibintangi oleh Deddy Sutomo, Shan Kuan Ling Fung, Rita Zahara, Lenny Marlina dan Maruli Sitompul.

Kebiasaan membaca (termasuk komik) merangsang Hans untuk berimajinasi dan merangkai cerita. Gerakan silat dalam komik merupakan aktualisasi dari ilmu yang diperolehnya saat belajar kungfu di perguruan Cheng Bu di kawasan Mangga Besar dan judo pada Tjoa Kek Tiong.

Sekitar tahun 1975 sampai 1980-an, komik Indonesia mengalami kemerosotan seiring dengan membanjirnya komik-komik impor. Hans masih bertahan dan sempat menerbitkan Pandu Wilantara dan Durjana Pemetik Bunga. Semangatnya mulai bangkit kembali ketika ada tawaran untuk memproduksi kembali Panji Tengkorak versi 2 pada tahun 1984 dan kemudian versi 3 tahun 1996.

Pada tahun 1990 Hans menggeluti dunia seni lukis dan beberapa kali mengikuti pameran. Ia mengaku terlambat membuat lukisan, setidaknya jika diukur dari masa kejayaan lukisan. Melukis dan mengajar hingga kini masih ia tekuni agar hobi menggambarnya tetap tersalurkan. Dunia komik memang telah menjadi bagian dari hidupnya bahkan kedua putrinya berhasil Ia sekolahkan hingga perguruan tinggi dari penghasilan membuat komik. Ia masih menaruh harapan besar, suatu hari kelak komik lokal kembali berjaya di negerinya sendiri.

Karya Hans Jaladara

(Artikel ini diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Hans_Jaladara).



Like
ccc

Add to Cart

KOMIK KARYA TEGUH SANTOSA

KOMIK KARYA TEGUH SANTOSA

Komik wayang MAHABHARATA karya Teguh Santosa, gambar diambil dari http://www.facebook.com/note.php?note_id=112407432501

Beberapa contoh Gambar Komik hasil karya Teguh Santosa, diambil dari http://goodbooksart.blogspot.com/

Komik "MAJAPAHIT MEMBARA" karya Teguh Santosa, diambil dari http://jadul1972.multiply.com/journal/item/53/TEGUH_SANTOSA_MAJAPAHIT_MEMBARA

"COKRO MANGGILINGAN" karya Teguh Santosa, gambar komik diambil dari http://www.forums.apakabar.ws/viewtopic.php?f=1&t=48904

Komik "GOD FATHER 1800" karya Teguh Santosa, diambil dari http://jadul1972.multiply.com/journal/item/18/Teguh_Santosa-The_Godfather_1800

Komik "MAHABHARATA" karya Teguh Santosa, diambil dari http://www.antaranews.com/view/?i=1245409701&c=SBH&s=BUK

"PAKU WADJA HAUS DARAH" komik karya Teguh Santosa, gambar diambil dari http://ferryherlambang.blogspot.com/2008_01_01_archive.html

Komik karya Teguh Santosa "GITANJALI" diambil dari http://ferryherlambang.blogspot.com/2008_01_01_archive.html
Like
ccc

Add to Cart

PELUKIS KOMIK: TEGUH SANTOSA

PELUKIS KOMIK: TEGUH SANTOSA

Bio Data Teguh Santosa:

Bagi para pencinta komik nama Teguh Santosa tentu tak asing lagi. Komikus kelahiran Malang, Jawa Timur 1 Februari 1942 (meninggal 25 Oktober 2000) ini pernah melaju sebagai komikus papan atas Indonesia sezaman dengan R.A. Kosasih, Jan Mintaraga, Hans Jaladara dan Ganes Th. Lewat ciri khas gambar-gambarnya yang eksotik dan kedetailan garis-garis ilustratif, Teguh Santosa pernah dipinang oleh Marvel Comics salah satu penerbit komik terbesar dunia yang berbasis di New York sebagai ink-man. Serial Conan, Alibaba dan Piranha adalah tiga serial komik yang pernah digarap oleh komikus yang kesohor lewat tokoh Mat Pelor ciptaannya ini sebagai ink-man.

Teguh Santosa meninggal dunia di tengah kegalauan ketika dunia komik Indonesia ”dijajah” komik impor Jepang pada 20 Oktober 2000 silam akibat kanker yang menyerang tangan kanannya. Karya Teguh Santosa yang pertama berjudul Paku Wojo yang dibuatnya pada tahun 1964, disusul karya roman sejarah Ranggalawe di tahun yang sama. Lalu hingga ia meninggal dunia tidak kurang dari 125 judul komik dibuatnya.

Teguh yang menikah dengan Sutjiati (almarhumah) dikaruniai empat anak: Theaterina Onwardini, Dhani Valiandra, Aprodita Anggraini, dan Dody Syailendra. Jiwa seni menurun kepada Dhani dan Dody yang kuliah di Institut Seni Indonesia. Darah seni Teguh berasal dari ayahnya Soemarmo Adji dan ibunya Lasiyem yang merupakan seniman ketoprak. Mereka pemilik tobong ketoprak ”Krido Sworo pada waktu itu. Mbah Marmo—sebutan untuk Soemarmo—dikenal sebagai pelukis layar sebagai latar belakang panggung ketoprak. Teguh hanya menamatkan sekolah di SMA 4 Malang, kemudian pada tahun 1966 pindah ke Yogya dan bergabung dengan ”Sanggar Bambu” dan berguru melukis pada Kentardjo, Soenarto PR, dan sastrawan Kirdjomulyo. Menjelang meninggal dunia, komikus Teguh masih mengigau dalam ketidaksadarannya: ”Keris itu harus dilempar ke lereng Tengger...” Dan Teguh meninggal dalam tenang pada dini hari 25 Oktober 2000.



In Memoriam Teguh Santosa (1942-24 Oktober 2000):

Jualan Amplop Sebelum "Main Silat"

The King of Darkness

Corak lukisannya memang khusus. Ia menyukai "block-block" warna

gelap. Karena itu banyak yang mengolokinya sebagai ¡°King of

Darkness¡±, artinya ¡°Raja Kegelapan¡±. Corak ini sebenarnya merupakan

hasil dari suatu perkembangan yang tidak serta merta. Mula mula corak

lukisannya lebih mengarah pada ¡±gaya Yogya¡± yang sok ¡±nyeni¡±,

menurut istilah Teguh. Ia banyak menjiplak gaya illustrasi Ekana

Siswaya yang terdapat pada majalah Minggu Pagi. Waktu itu Teguh masih

duduk di bangku SMA.



¡±Maklum, sebagai remaja waktuitu rasanya tidak sreg kalau gembarnya

tidak ¡±nyeni¡±, ¡± tutur Teguh. Yang dianggap sebagai ¡±karya seni¡±

yakni lukisan-lukisan yang mengarah ke bentuk vignet, menggambar

orang matanya Cuma satu.



Tapi itu hanya satu tahap. Ketika banyak membantu di majalah ¡±Djaja

Baja¡±, ia dianjurkan untuk menggambar dengan corak illustrasi

Kentardjo S. Har atau Mieke SD yang waktu itu banyak ditemui di

Penjebar Semangat ataupun buku detektif Naga Mas.



Lalu ia pun banyak belajar dari illustrasi-illustrasi komik barat,

seperti Flash Gordon karya Alex Raymond. Dan terutama mengagumi karya

karya Taguan Hardjo, cergamis angkatan Medan waktu itu.



Jualan Amplop

Waktu SMP, bakat menggambarnya tak begitu menonjol. Dalam suatu lomba

menggambar namanya tak tersebut, meskipun hanya sebagai pemenang

hiburan. Tapi waktu kelas 1 SMA, bakatnya mulai terasa. Ia mulai

belajar menggambar secara serius di luar jam pelajaran dalam sebuah

kelompok bernama ¡±Palet Hijau¡±, bersama teman-teman dan guru

sekolahnya.



Waktu SMA, ia kerap membantu illustrasi di ¡±Djaja Baja¡±. Lalu

setelah lulus (¡¯62), ia bekerja penuh sebagai illustrator koran ¡±

Gelora¡± di Surabaya. Koran ini, sebagaimana koran waktu itu yang

hanya mengandalkan subsidi pemerintah, akhirnya bangkrut tatkala

subsidi dicabut.



Karena amat terbatasnya gaji yang ia terima waktu kerja di Gelora

itu, Teguh menyambung hidupnya (waktu itu sudah menikah) dengan jalan

membuat illustrasi pada amplop surat dan menjualnya (waktu itu harga

amplop lebih mahal dari harga perangko).



¡±Hasilnya lumayan juga untuk menopang gaji di Gelora yang hanya

cukup untuk 10 hari¡±, tuturnya.



Kerja menggambar amplop ini bertahan selama 2 tahun, sampai ketika ia

ditarik untuk kerja di majalah ¡±Kemuning¡± di Semarang di tahun ¡¯66.

Waktu majalah anak-anak ini mengalami gejala kebangkrutan, satu

setengah tahun kemudian Teguh mudik kembali ke kampung isterinya di

Kepanjen, sebuah kota kecil, 18km selatan kota Malang.



Shandora

Waktu kerja di Gelora dulu, selain membuat illustrasi, tugasnya

antara lain membuat pula cerita bergambar bersambung. Biasanya dengan

tema sejarah, misalnya : Ronggo Lawe, Airlangga, Kertanegara, dsb.



Pertama kali karyanya terbit dalam bentuk komik, berjudul ¡±Suma¡±,

tahun 63. Dari honornya sebesar 10ribu rupiah itu, ia bisa membeli

sepasang cincin kawin (menikah dengan Sutjiati, bekas teman

sekolahnya waktu di Malang tahun 64).



Sejak tinggal di Kepanjen, ia lebih produktif membuat cergam. Waktu

itu kapasitas kerjanya hanya 2 judul dalam setahun. Pertama kali

berjudul ¡±Madeline¡± dan ¡±Tebusan Dosa¡± yang diterbitkan oleh Cahya

Kumala.



Teguh mulai memancangkan tonggaknya di tengah-tengah penggemar komik

di negeri ini dengan cerita-ceritanya yang bertema khas. Ia meledak

waktu muncul karyanya yang berupa trilogi : ¡±Shandora¡± (10 jilid), ¡±

Mat Romeo¡± (7 jilid) dan ¡¯Mentjari Majat Mat Pelor¡± (10 jilid).



Tema ¡±Shandora¡± sebenarnya merupakan saduran tak langsung dari

cerita film seri ¡±Angelique¡±. Ia tidak mengingkari ini. Teguh memang

banyak mengambil inspirasi dari cerita-cerita film yang ditontonnya.



¡±Saya senang dengan tema-tema yang hangat dan ada kaitannya dengan

masalah sekarang¡±, Teguh menyebut resepnya membuat cerita untuk

komik-komiknya.



¡±Menjadi pengarang seperti saya ini sulit ¡±, kata Teguh lebih

lanjut. Maksudnya, ia harus senantiasa mendengar kata atau komentar

dari pembacanya. Tak jarang yang mengusulkan agar tokoh dalam

ceritanya tidak dimatikan, meskipun dalam situasi tersulit

bagaimanapun. Ada pula yang mengusulkan cerita disambung dan

disambung terus.



Teguh memang berusaha untuk mengikuti arah selera dari pembaca

umumnya. Untuk itu ia sengaja mendirikan sebuah persewaan buku di

rumahnya. Istrinya yang mengelola.



¡±Lumayan buat tambah beli garam. Paling tidak bisa ikut membaca¡±.



Di antara pelukis komik lainnya, Teguh memang nampak paling mapan.

Puteranya 4 : Tea Terina Onwardini, Dhany Valiandra, Aphrodita

Anggraini, dan Doddy Syailendra.



arsip : komikindonesia.com



Like
ccc

Add to Cart

GADO-GADO METROPOLITAN

GADO-GADO METROPOLITAN

Potret dari NOER DHAMI, beralamat di Jl. Eboni A 41, Plamongan Indah, Semarang Timur. Foto diambil dari http://jakartaartawards.com/index.php?mib=pelukis.profile&id=62



GADO-GADO METROPOLITAN, karya Noer Dhami, berukuran 145x180 cm, menggunakan media acrylic on canvas, tahun 2010, diambil dari http://jakartaartawards.com/index.php?mib=lukisan.profile&id=152



Berkembangnya gaya hidup dan transaksi jual beli model baru yang segala sesuatunya bertumpu pada system transaksi non tunai baik hutang jangka panjang maupun jangka pendek dengan disertai tawaran bunga yang sangat menggiyurkan atau diskon secara gila – gilaan , baik dibidang sandang, pangan, dan papan.dengan alasan katanya biar praktis atau dengan alih – alih demi untuk kemudahan dan keamanan.

Akan tetapi sadar maupun tidak kita telah terjebak dalam suatu wilayah system peradaban yang serba hutang dan cicilan, serta budaya akal – akalan.

Hal tersebut sudah terjadi di kota besar dan seolah jadi gado – gado metropolitan. Artikel dan gambar diambil dari http://jakartaartawards.com/index.php?mib=lukisan.profile&id=152



Like
ccc

Add to Cart