
Cat minyak di atas kanvas / Oil on canvas, 100 x 70 cm, Inv. 563/SL/B
(Artikel dan gambar diambil dari www.galeri-nasional.or.id/galeri-nasional/)
Teknologi Seni dan Ketrampilan
PERAHU KARYA PELUKIS ZAINI (1924 -1977)
Dalam lukisan ini, Zaini melukiskan perahu dengan abstraksi yang menghadirkan suasana puitik. Dengan sapuan-sapuan kuas yang menciptakan nuansa lembut, warna dan garis dalam lukisan Zaini ternyata memunculkan objek-objek dalam kekaburan. Dengan lukisan-lukisan bernuansa lembut itulah Zaini sangat kuat menciptakan bahasa abstraksi liris. Personal style yang menjadi ciri khas Zaini itu merupakan hasil perjuangan panjang sejak tahun 1950-an. Lukisan “Perahu” ini, seperti kekuatan lukisan-lukisannya yang lain yaitu menyampaikan pesan misteri dari kehadiran samar-samar objeknya.
Dengan semangat yang senafas dengan Oesman Effendi, semenjak di sanggar SIM Yogyakarta karya-karya Zaini telah menuju pada penyederhanaan bentuk-bentuk yang naïf. Namun demikian, pada tahun 1949 ia keluar dari SIM karena dalam sanggar semakin kuat pengaruh paradigma estetik “kerakyatan revolusioner” yang berhaluan kiri dan tidak sejalan dengannya. Pada saat itulah ia pindah ke Jakarta dan mulai mengembangkan karya-karyanya dengan media pastel yang menghasilkan garis dan warna lembut.
Dari proses panjang, eksplorasi teknik dengan pencarian bentuk lewat goresan spontan dan lembut menghadirkan objek-objek impresif. Objek-pbjek itu menjadi sosok kabur dengan ekspresi sunyi yang kuat. Mencermati karya-karya Zaini dalam periode selanjutnya, seperti memasuki dunia yang sarat dengan perenungan spiritual. Di dalamnya mengadung berbagai tanggapan personal tentang kerinduan, kesunyian, kehampaan, bahkan kematian. Objek-objek seperti perahu, bunga, burung mati, atau apapun, merupakan esensi yang disajikan dari berbagai fenomena dunia luar untuk memahami perenungan spiritual itu. Dalam risalah Trisno Sumardjo tahun 1957, dikatakan proses dialog spiritual lewat objek-objek sederhana itu menjadi jembatan untuk memahami perenungannya pada dunia kosmosnya yang lebih besar. Puncak pencapaian abstraksi dan spiritualisasi objek-objek itu terjadi pada tahun 1970-an, yaitu ketika ia dengan kuat menghadirkan suasana puitis dalam karya-karyanya. Zaini menjadi penyaring objek-objek yang sangat ekspresif lewat goresan cat minyak dan akrilik, dengan warna lembut seperti kabut.
Perahu / The Boat (1974)
Cat minyak di atas kanvas / Oil on canvas, 65 x 80 cm, Inv. 247/SL/A
Posted on 15 Mar 2007 by webmaster
(ARTIKEL DAN GAMBAR DIAMBIL DARI www.galeri-nasional.or.id)
Menggambar ukiran memed
Masyarakat kemungkinan besar belum begitu mengenal tentang berbagai peristilahan dalam kancah seni ukir. Seni ukir mengenal banyak sekali peristilahan dalam pemilihan nama-nama yang menjadi ciri-ciri yang ada pada setiap bentuk ukiran. Penggambaran bentuk ukiran mengenal adanya nama-nama tentang stilasi ukiran, motif ukiran, objek ukiran maupun teknik ukiran. Dapat juga peristilahan tersebut diambil dari media yang digunakannya.
Peristilahan dalam pemilihan objek ukiran ini dapat berupa stilasi dari objek bunga, buah, awan, bebatuan maupun hewan. Pemilihan objek ukiran dari hewan inilah yang disebut dengan ukiran Memed. Lebih jelasnya yang dimaksud dengajn ukiran MEMED adalah suatu susunan ukiran yang mengambil bentuk objek dari hewan sebagai suatu lambing. Walaupun pengertian ukiran memed yang lebih luas adalah susunan ukiran yang mengambil objek tidak hanya dari hewan, tetapi bias juga dari objek manusia, binatang, mahkluk ajaib dan lain sebagainya.
Biasanya ukiran memed ini mempunyai maksud tertentu, yang digambarkan sebagai perlambang atau simbol. Simbol ini bias di sederhanakan, digayakan maupun di olah sedemikian rupa sehingga terbentuklah suatumotif ukiran yang mempunyai unsure keindahan. Unsur keindahannya secara garis besar tidak akan lepas jauh dari prinsip-prinsip keindahan seni rupa secara umum. Prinsip keindahan tersebut dapat berupa kesatuan (unity), keharmonisan, keseimbangan (balance) maupun focus utama (dominasi).
Cara menggambar ukiran memed dapat dilihat pada gambar di atas. Gambar paling atas, nomer 1 merupakan langkah awal dalam menggambar ukiran memed yaitu terlebih dahulu membuat bentuk gambar dasar. Gambar nomer 2 merupakan bentuk gambar merencana/mengisi bentuk dasar dengan ukiran daun. Dan yang terakhir gambar nomer 3 adalah hasil akhir gambar memed ukiran daun.